BAB II
PEMBELAJARAN BERBASIS PERBEDAAN INDIVIDUAL
Program Pembelajaran Individual yang disingkat PPI, merupakan “terjemahan” dari Indivualized Educational Program, yang berarti Program Pendidikan Invidual. Antara “pendidikan” dan “pembelajaran”. terdapat pebedaan makna yang signifikan. Pembelajaran berasal dari kata “instruction”, sedangkan pendidikan berasal dari kata “education”. Proses pembelajaran ada dalam sistem persekolahan (schooling system), sedangkan proses pendidikan ada dalam sistem yang lebih luas, yaitu ada dalam perikehidupan manusia. Dalam makalah ini, PPI merupakan kepanjangan dari program pembelajaran individual yang lebih difokuskan pada proses pembelajaran yang terjadi didalam setting persekolahan.
PPI, lahir dan dikembangkan bukan karena adanya pendidikan inklusif, tetapi PPI merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang bersifat heterogen baik dalam hal jenis maupun kemampuannya. Dengan program pembelajaran yang diindividualisasikan ini, memungkinkan anak berkebutuhan khusus dapat terlayani secara optimal.
Program Pembelajaran Individual di Indonesia sebenarnya bukan barang baru karena bentuk layanan ini pernah diperkenalkan melalui lokarkarya nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan UNESCO pada tanggal 21-30 Oktober 1992 di Jakarta.
Peserta lokakarya adalah semua Kepala Bidang SD pada semua Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (depdiknas, sekarang ini) dari 27 propinsi di Indonesia. Meskipun upaya pengenalan bentuk layanan ini sudah 13 tahun yang lalu disosialisasikan, sampai sekarang hasilnya belum seperti yang kita diharapkan.
Masih banyak para guru dan pengelola pendidikan yang belum memahami apa itu PPI, mengapa diperlukan dalam pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, dan bagaimana pula menyusunnya? Ketiga hal ini yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai upaya untuk menggalang pemahaman, perluasan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun PPI.
A. Program Pembelajaran Individual
PPI merupakan rumusan program pembelajaran yang disusun dan dikembangkan menjadi suatu program yang didasarkan atas hasil asesmen terhadap kemampuan individu anak. Oleh karena itu sebelum seorang guru merumuskan program pembelajaran individual terlebih dahulu harus melakukan asesmen. Ini mutlak dilakukan, karena dengan melakukan asesmen guru dapat mengungkap kelebihan dan kekurangan anak.
Sekurang-kurangnya ada tiga kemampuan yang harus dikuasai guru agar dapat meberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus secara professional, yaitu: memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam: (1) mengasesmen kemampuan akademik, dan non akademik, (2) Merumuskan Program Pembelajaran Individual, dan (3) melaksanakan pembelajaran.yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Ketiga pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai guru tersebut tidak dibahas semuanya, hanya yang terkait dengan PPI saja yang dibahas dalam tulisan ini.
B. Mengasesmen kemampuan anak
Ada enam langkah yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan asesmen, yaitu:
1) Mendapatkan anak (kasus)
Tidak semua orang tahu layanan apa yang harus diberikan pada anaknya, demikian juga problema yang dihadapi anak mereka. Melalui pengamatan yang teliti pada semua aspek prilaku belajar anak, pada akhirnya guru dapat menemukan aspek prilaku anak yang perlu segera mendapatkan layanan.
2) Mengembangkan screening
Mengembangkan screening dimaksudkan untuk mengetahui banyak tentang perkembangan anak dan masalah-masalah yang potensial dapat mengganggu perkembangan anak.
3) Melaksanakan diagnosis
Diagnosis merupakan kegiatan evaluatif yang intensif terhadap kasus, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan sebagainya. Melalui diagnosis ini dapat ditemukan kelemahan dan kekuatan kasus sehingga berdasar pada hasil ini dapat ditentukan layanan pendidikan yang lebih sesuai.
4) Merencanakan program layanan individual
Jika berdasarkan hasil diagnosis menunjukkan bahwa anak perlu diberikan layanan dini maka segera disusun dan direncanakan program layanan individual.
5) Melaksanakan program monitoring
Program monitoring yang dilaksanakan secara berkala dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan program intervensi yang telah direncanakan.
6) Melaksanakan evaluasi
Evaluasi yang dilakukan secara komprehensif terhadap setiap langkah asesmen, dapat memberikan gambaran terhadap keefektifan program intervensi yang telah dirancang dan dilaksanakan. Kemungkinan juga melalui kegiatan evaluasi ini, intervensi yang telah deprogram diganti ataupun dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan anak.
C. Merumuskan Program Pembelajaran Individual
Dalam rumusan program pembelajaran individual, hendaknya memuat sekurang-sekurangnya 5 (lima) aspek:
1. Taraf kemampuan anak saat ini (diperoleh dari hasil asesmen), mendeskripsikan kelebihan , kekurangan dan aspek yang dibutuhkan anak.
2. Rumusan tujuan umum (goals) yang akan dicapai dalam satu tahun dan dijabarkan lebih rinci pada rumusan tujuan yang bersifat khusus (objectives).
3. Metode atau cara yang dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan anak.
4. Proyeksi tentang kapan kegiatan dimulai dan waktu yang dipergunakan untuk memberikan layanan.
5. Prosedur evaluasi apa yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan ataupun kegagalan dalam memberikan layanan pada anak.
Menurut Kitano dan Kirby (1986) dalam Mulyono Abdulrrahman (2005) ada lima langkah dalam merumuskan program pembelajaran individual:
1. Membentuk tim PPI, tim penyusun PPI terdiri atas guru kelas, guru bidang studi, kepala sekolah, guru GPK, orang tua atau tenaga ahli lain yang ada dan terkait dengan kondisi anak. Tim PPI ini bertanggungjawab atas program yang dirancang bersama.
2. Menilai kekuatan, kelemahan, minat dan kebutuhan anak.
3. Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangja pendek.
4. Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan, dan
5. Menentukan metode evaluasi yang dapat dipergunakan untuk menentukan kemajuan anak.
Dengan menggunakan model pembelajaran individu anak didik secara individu mempelajari materi lingkungan tanpa tatap muka dengan guru, dan hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman anak didik meningkat. Apabila dalam mempelajari suatu materi pada perkuliahan dapat menjadikan anak didik tertarik pada materi yang diajarkan, maka diharapkan anak didik dapat menyukai pada materinya. Pada akhirnya dapat menyadarkan anak didik bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata merupakan pengetahuan yang memperkaya cakrawala pandangannya. Setelah dilakukan wawancara, ternyata anak didik yang memperoleh skor tes akhir lebih rendah dari tes awal, tidak berminat mengikuti perkuliahan dengan cara pembelajaran individu. Memperhatikan hasil tersebut, nampaknya sekalipun model pembelajaran individu dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan anak didik pada materi lingkungan, namun tatap muka dengan guru masih tetap diperlukan. Dengan demikian pada pelaksanaannya selama satu semester sebaiknya dilakukan dua kali tatap muka, selebihnya anak didik mempelajari materi secara individu.
D. Faktor Perbedaan Individu
Meskipun prinsip-prinsip dasar pembelajaran, motivasi dan instruksi efeksi berpengaruh pada semua siswa (termasuk suku, ras, kemampuan, fisik dan agama serta status sosial), siswa memiliki perbedaan kemampuan dalam model dan strategi pembelajaran. Perbedaan-perbedaan ini merupakan pengaruh dari lingkungan, apa yang dipelajari dan dikomunikasikan dalam budaya dan kelompok sosial yang berbeda.
Keyakinan personal, pemikiran dan pemahaman berasal dari pembelajaran dan interpretasi sebelumya, hal in dapat menjadi dasar individual dalam pembentukan realitas pengalaman hidup.
E. Model Pembelajaran Individual
Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minat nya.
Model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual. Adapun pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri:
Siswa belajar secara tuntas.
Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas.
Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak.
Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Salah satu model pembelajaran individual yang sangat populer adalah modul. Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri.
F.